NO MORE A BULLYING

 Assalamualaikum Wr.Wb

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai kasus bullying yang marak terjadi di lingkungan sekolah, bagaimana bisa bullying terjadi terus menerus dan tidak terlihat pembinaan pada pelaku bullying bagaimana peran seorang guru sebagai pengajar sekaligus orang tua bagi murid di sekolah, kasus bullying sering terjadi karena kurangnya edukasi dan pendekatan terhadap siswa di sekolah oleh karenanya sebagai guru harus bisa menjadi pendengar sekaligus pembimbing bagi siswa di sekolah, kasus bullying tidak terjadi di lingkungan sekolah saja kasus bullying juga terjadi di ligkungan masyarakat maupun kelompok, dan bagaimana pembinaan yang harus di lakukan? banyak penelitian mengenai kasus bullying di sekolah dan presentase kasus bullying pun naik turun setiap tahunnya dan entah apa yang membuat kasus bullying terjadi tetapi memang harus ada peran seorang guru di sekolah untuk menghentikan kasus bullyng itu sendiri.

A. PENDAHULUAN

     Maraknya terjadi bullying bukan terjadi belakangan ini tetapi sudah sedari lama bullying terjadi sudah banyak korban bullying yang menjadi penindasan suatu kelompok, bullying terjadi bukan karena satu orang atau individu melainkan pelaku bullying merupakan tindakan sebuah kelompok yang merasa berkuasa bullying terjadi kepada seseorang yang tidak bergabung atau tidak memiliki kelompok  oleh karenanya sebuah kelompok membully-nya, bullying juga terjadi tidak hanya di daerah-daerah saja melainkan kota-kota besar juga menjadi tempat bullying, dan pada dasarnya tidak ada tempat bagi pelaku bullying selain ditempat pembinaan. entah apa yang menjadikan bullying menjadi sebuah hal yang biasa saja dan kasus bullying sudah seperti menjadi sub kebudayaan yang melekat bagi siswa-siswa sekolah.

     Menurut data yang dilansir oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) ada 30 kasus bullying yang sudah di laporkan ke petugas yang berwenang dan sudah di laporkan dan 2 diantaranya hingga tewas kasus bullying terjadi di jenjang SD,SMP,SMA,SMK. Ditahun 2023 kasus bullying di SD mencapai 30% dari 30 kasus, SMP 50% , SMA 10%, SMK 10%. Ini harus menjadi kesadaran masyarakat bahwa kasus bullying bisa di berhentikan dengan berbagai cara, dan juga kasus bullying akan menjadi ketakuatan tersendiri bagi orang tua terhadap lingkungan sekolah yang mereka rasa tidak bisa di beri tanggung jawab menjaga anak-anak mereka, oleh karena peran seorang guru sangatlah besar. 

    Dalam permasalahan ini ada seorang teoritis yang membahas tentang peran ia adalah Biddle dan Thomas, mereka menyebutkan terdapat empat peristilahan mengenai teori peran, yaitu istilah yang menyangkut. (1) Istilah tentang orang-orang. Orang atau individu yang mengambil bagian dalam peran ini terbagi menjaddi dua golongan, yang pertama yaitu aktor (pelaku) merupakan individu yang berprilaku menuruti suatu peran tertentu. Kedua, yaitu target (sasaran) atau orang lain yaitu orang yang mempunyai hubungan dengan aktor dan perilakunya.

   Istilah tentang kaitan orang dan perilaku , Biddle dan Thomas  menentukan  kriteria  untuk  menetapkan  kaitan antara  orang  dan  perilakunya  dengan  melalui  “derajat kesamaan atau ketidaksamaan antara bagian-bagian yang saling     berkait,     derajat     saling     menentukan     atau ketergantungan   antara   derajat   kesamaan   dan   saling ketergantungan”.  Dalam  penelitian  ini  untuk  melihat kaitan  antara  guru  dan  perilaku  dari  gabungan  antara kesamaan dan saling ketergantungan siswa. Tujuaannya agar nantinya angka kasus bullying akan bisa terus turun dan menjadikan kasus bullying sebagai tindakan yang sangat tabu bagi siswa dan masyarakat umum.

B. METODE

     Kajian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dimana secara data dicari sedalam dan informasi dicaari sedalam mungkin. Dan juga saya tidak berfikir bahwa ini menggunakan metode penelitian kualitatif, karena pada dasarnya  penelitian kualitattif harus melakukan penelitian atau pengamatan secara langsung. Dan kajian ini saya susun hanya berdasarkan dari beberapa jurnal/artikel saja yang saya baca.

     Guna menekan angka kasus bullying di sekolah para aktivis pengurangan kasus bullying bisa di lakukan dimana pun dan kapan pun, tergantung apa dan bagaimana cara yang bisa di gunakan dan di aplikasikan. Contoh saja seperti saya seorang mahasiswa DKV untuk menuruni angka bullying bisa dengan cara menyuarakan stop bullying dengan karya gambar yang memiliki pesan tertentu sehingga nantinya bisa di rasakan dan tidak monoton hanya dengan teks saja, kemudian dengan seorang seniman mereka bisa menyuarakan dengan sebuah lukisan  untuk memberikan pesan tersebut.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

     Ya seperti yang sudah saya bicarakan di awal berdasarkan bahwa kasus bullying di Indonesia marak terjadi di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga mengakibatkan meninggal dunia dan ada yang sampai trauma berat. Dalam kasus bullying di Indonesia tahun 2023 kemarin total ada 30 kasus bullying dari jenjang SD, SMP, SMA ,SMK.


     Dapat di lihat data yang di lansir oleh databoks kasus bullying di lingkungan sekolah di indonesia terjadi paling banyak di lingkungan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu 50%, kemudian Sekolah Dasar (SD) 30%, di susul Sekolah Menengah Akhir (SMA) 10%, dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 10%.

     Menurut Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), terdapat 30 kasus bullying alias perundungan disekolah sepanjang 2023, angka itu meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah 21 kasus. Sebanyak 80% perundungan pada 2023 terjadi di sekolah yang di naungi kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMENDIKBUDRISTEK), dan 20% sekolah yang di naungi kementrian agama

"30 kasus tersebut merupakan kasus yang sudah di laporkan kepada pihak yang berwenang dan di proses" kata ketua dewan pakar FSGI Retno Listyarti, dilansir dari kompas.com

     Oleh karenanya ketika makin banyak kasus bullying yang terjadi makin banyak juga anak yang akan menjadi korban bullying, dampak yang di alami korban bullying adalah mengalami berbagai macam gangguan yang meliputi kesejahteraan psikologis yang rendah dimana korban akan merasa tidak nyaman, takut, rendah diri, serta tidak berguna, penyesuaian sosial yang buruk di mana korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik dari pergaulan, prestasi akademik  yang menurun karena mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar, bahkan berkeinginan untuk bunuh diripada harus menghadapi tekanan tekanan berupa hinaan dan hukuman.

D. KESIMPULAN

     Masih banyak sekali kasus bullying yang terjadi di Indonesia bahkan dunia, UNICEF selaku organisasi perlindungan anak dunia sudah sering kali memberikan himbauan dan solusi untu mengurangi angka perundungan yang terus terjadi, sehingga sebagai orang tua atau guru untuk bisa mengikuti hibauan UNICCEF seperti memastikan guru menggunakan disiplin positif sebagai alternatif dari pemberiian hukuman fisik dan emosional, Mengimplementasikan programprogram pencegahan perundungan dan kekerasan dari teman sebaya. sehingga murid nantinya tidak lagi melihat tindak kekerasan di lingkungannya, dan juga nantinya angka perundungan di sekolah bisa terus menurun sesuai harapan dan dapat menepis pikiran buruk orang tua mengenai kasus yang terus terjadi di lingkungan sekolah.

E. DAFTAR PUSAKA

https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/view/1520/1239

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/02/20/ada-30-kasus-bullying-sepanjang-2023-mayoritas-terjadi-di-smp

https://jurnaltest.uisu.ac.id/index.php/Keguruan/article/view/6263/4702

https://www.unicef.org/indonesia/media/5691/file/Fact%20Sheet%20Perkawinan%20Anak%20di%20Indonesia.pdf


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGANALISIS DAN KESIMPULAN DALAM POSTER FILM "FAST AND FURIOUS; RIO HEIST"

Menganalisis Poster Film "Fast And Furious: Tokyo Drift"

Mengekspresikan Diri